Langsung ke konten utama

Labeling



Bercanda merupakan suatu budaya yang tak bisa dipungkiri oleh manusia di seluruh dunia. Bayangkan apabila kita tidak bercanda, mungkin dunia menjadi suram (gak asik). Candaa bagi seseorang terkadang tidak memandang usia. Kenapa terkadang saya bilang "terkadang"?. Mungkin dalam budaya tertentu kita harus menghormati orang yang lebih tua dari pada kita, meski kita sudah mengenalnya lama. Terkadang ada orang yang enggan bercanda agar dia tidak di sepelekan orang lain. Yah sangat banyak sekali kata "bercanda" atau sejenisnya ini digunakan oleh seseorang dengan hak mereka masing -masing.

Hanya saja semua ada batasan tersendiri dalam penggunaan kata "bercanda" ini. Seperti halnya jika kita memanggil seseorang dengan nama lain agar terkesan lucu (misal: Cuk, Siput, Tong). Bisa juga kita menggunakan panggilan nama seseorang dengan kelemahan dalam fisik atau sifat yang ada pada dirinya (misal: Gendut, Pemalas, Dower, dll).

Secara tidak sengaja hal tersebut akan mempengaruhi konsep diri seseorang yang mendapat perlakuan dengan panggilan yang didapat dari teman-teman atau lingkungan sekitarnya. Konsep diri yang terbentuk menjadi konsep diri yang negatif. Mereka beranggapan bahwa dirinya digunakan sebagai bahan bercandaan teman-temannya. "ah malas sekolah, aku lho di sekolah dijulukin pemalas".

Dalam psikologi hal tersebut dinamakan "labeling" atau pemberian panggilan atau nama yang akan berpengaruh pada konsep diri seseorang. Sehingga berhati-hatilah jika memberikan julukan kepada seseorang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Angket dan Skala

Meskipun dalam penggunaan sehari-hari banyak praktisi pengukuran maupun peneliti yang menyamakan saja istilah Angket dengan istilah Skala namun perlu dijelaskan bahwa sebagai sesama alat pengumpulan data keduanya memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Perbedaan tersebut antara lain :       Angket Data yang diungkap oleh angket berupa data faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran yang diketahui oleh subjek. Contoh, data mengenai Riwayat Pendidikan, Jumlah Anggota Keluarga, Pilihan Metode KB, Penghasilan Rata-rata Perbulan, Jenis Film yang disukai, opini atau pendapat mengenai suatu isyu, dan semacamnya merupakan data yang diungkap angket. Pertanyaan dalam angket berupa pertanyaan langsung terarah pada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Data termasuk berupa fakta atau opini yang menyangkut diri responden. Responden terhadap angket tahu persis mengenai apa yang ditanyakan dalam angket dan informasi apa yang dicari oleh pertanyaan yang ber...

Sasaran Cinta

Setiap pasangan suatu saat pasti akan menghadapi suatu masalah karena hal tersebut pasti sudah biasa, namun apabila pada pasangan tersebut mampu menghadapi itu semua baru itu luar biasa. "Sasaran cinta bukanlah mendapat sesuatu yang yang Anda inginkan tetapi melakukan sesuatu untuk kesejahterahaan orang yang Anda cintai". Kata tersebut saya kutip dalam cerita ini dari buku yang berjudul Lima Bahasa Kasih. Satu tahun yang lalu saya merasakan apa yang dimaksud dengan "Sasaran Cinta" dalam buku tersebut. Saya merasa mendapatkan suatu dukungan dari pacar saya ketika mempunyai hasrat untuk melakukan hal tertentu. Seperti halnya mengikuti suatu komunitas, membuat template, menjadi penulis. Semua itu terasa termotivasi dan jika diibaratkan dalam revisi skripsi dia mudah sekali memberikan acc-nya kepada tulisan saya. Memberi kata-kata pujian hanyalah satu cara untuk mengungkapkan kata-kata mendukung kepada pasangan. Kita semua memiliki bagian-bagian di mana kita ...

Peran emosi dalam proses kognisi

Pendahuluan A.     Latar belakang Dari mana emosi itu muncul, apakah dari pikiran atau dari tubuh?. Agaknya tak seorang pun bisa menjawabnya dengan pasti. Ada yang mengatakan tindakan dulu (tubuh), baru muncul emosi. Ada pula yang mengatakan emosi (pikiran) baru tindakan. Mana yag muncul lebih dahulu tidaklah begitu penting bagi kita sebab tindakan dan emosi pada dasanya sangat erat berkaitan. Kita tidak mungkin memisahkan tindakan dan emosi. Karena keduanya merupakan bagian dari keseluruhan. Meskipun begitu, ada prinsip yang bisa kita pegang, yaitu emosi akan menjadi semakin kuat apabila diberi ekspresi fisik (Wegne, 1995). Misalnya saja, bila seseorang marah, lantas mengepalkan tangan, memaki-maki dan membentak-bentak, dia tidak mengurangi marahnya, tetapi justru kian menjadi marah. Pada hakikatnya setiap orang mempunyai emosi. Dari bangun tidur pagi hari sampai waktu tidur malam hari, kita mengalami berbagai macam pengalaman yang menimbulkan berbagai mac...