Bercanda merupakan suatu budaya yang tak bisa dipungkiri oleh manusia di seluruh dunia. Bayangkan apabila kita tidak bercanda, mungkin dunia menjadi suram (gak asik). Candaa bagi seseorang terkadang tidak memandang usia. Kenapa terkadang saya bilang "terkadang"?. Mungkin dalam budaya tertentu kita harus menghormati orang yang lebih tua dari pada kita, meski kita sudah mengenalnya lama. Terkadang ada orang yang enggan bercanda agar dia tidak di sepelekan orang lain. Yah sangat banyak sekali kata "bercanda" atau sejenisnya ini digunakan oleh seseorang dengan hak mereka masing -masing.
Hanya saja semua ada batasan tersendiri dalam penggunaan kata "bercanda" ini. Seperti halnya jika kita memanggil seseorang dengan nama lain agar terkesan lucu (misal: Cuk, Siput, Tong). Bisa juga kita menggunakan panggilan nama seseorang dengan kelemahan dalam fisik atau sifat yang ada pada dirinya (misal: Gendut, Pemalas, Dower, dll).
Secara tidak sengaja hal tersebut akan mempengaruhi konsep diri seseorang yang mendapat perlakuan dengan panggilan yang didapat dari teman-teman atau lingkungan sekitarnya. Konsep diri yang terbentuk menjadi konsep diri yang negatif. Mereka beranggapan bahwa dirinya digunakan sebagai bahan bercandaan teman-temannya. "ah malas sekolah, aku lho di sekolah dijulukin pemalas".
Dalam psikologi hal tersebut dinamakan "labeling" atau pemberian panggilan atau nama yang akan berpengaruh pada konsep diri seseorang. Sehingga berhati-hatilah jika memberikan julukan kepada seseorang.
Komentar
Posting Komentar