Langsung ke konten utama

Organisasi

Semester ini merupakan hal yang terbaru bagi saya. Yah, bagaimana tidak menjadi baru jika saya yang memasuki semester lima ini baru saja diterima menjadi anggota baru UPKP (Unit Pelayanan Konseling Psikologi) dimana saya bertemu dengan teman baru yang jelas diikuti dengan kepribadian setiap orang yang berbeda. Awalnya memang agak susah mengikuti jalan bicara mereka karena pastinya jika anda ingin dekat dengan seseorang maka anda juga harus menyesuaikan dengan topik lawan bicara anda.

Yakinlah, jika disuatu organisasi tidak ada batasan antara anggota baru dengan yang lama maka kau akan menemukan kebebasan dalam berbicara, bercanda, dan pastinya kau akan lebih mudah berkenalan dan berteman didalam organisasi tersebut.

Tapi memang, ada yang berpendapat bahwa jika tidak ada batasan antara anggota baru dengan yang lama akan terjadi suatu ketidak tahuan diri dengan batasan seorang junior ke senior. Tidak masalah bagi saya sebenarnya, karena memang suatu organisasi dibutuhkan kerjasama dan komunikasi pada setiap anggotanya. Asal junior tersebut mampu intropeksi dan tahu diri dengan batasannya. Karena semua itu ada batasannya memang.

Bagi saya, dalam suatu perkenalan atau pembicaraan dengan teman baru dapat menunjukkan bahwa apakah lawan bicara kita saat itu percaya diri atau tidak dengan cara mengetahui bagaimana dan siapa yang memulai topik dalam suatu pembicaraan. Namun anda dapat melihat kepribadian percaya diri lebih jelasnya di buku atau literatur yang lain karena memang anda akan lebih mudah memahaminya dengan bahasa ilmiah dan terstruktur.

Jika hal semua tersebut dikaitkan dengan pengalaman saya yang barusan. Saya butuh waktu untuk mengetahui bagaimana cara bersosialisasi dalam organisasi yang saya ikuti ini dan topik apa yang biasanya dibahas dalam organisasi ini. Saya memang cenderung suka mengamati dan berfikir sebelum bertindak dan hal tersebut membuat saya jarang sekali memulai pembicaraan dengan orang baru.



Hal tersebut mungkin menjadi sesuatu hal yang menarik bagi saya. Hihihi 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Angket dan Skala

Meskipun dalam penggunaan sehari-hari banyak praktisi pengukuran maupun peneliti yang menyamakan saja istilah Angket dengan istilah Skala namun perlu dijelaskan bahwa sebagai sesama alat pengumpulan data keduanya memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Perbedaan tersebut antara lain :       Angket Data yang diungkap oleh angket berupa data faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran yang diketahui oleh subjek. Contoh, data mengenai Riwayat Pendidikan, Jumlah Anggota Keluarga, Pilihan Metode KB, Penghasilan Rata-rata Perbulan, Jenis Film yang disukai, opini atau pendapat mengenai suatu isyu, dan semacamnya merupakan data yang diungkap angket. Pertanyaan dalam angket berupa pertanyaan langsung terarah pada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Data termasuk berupa fakta atau opini yang menyangkut diri responden. Responden terhadap angket tahu persis mengenai apa yang ditanyakan dalam angket dan informasi apa yang dicari oleh pertanyaan yang bersangkutan. Respon yang

Peran emosi dalam proses kognisi

Pendahuluan A.     Latar belakang Dari mana emosi itu muncul, apakah dari pikiran atau dari tubuh?. Agaknya tak seorang pun bisa menjawabnya dengan pasti. Ada yang mengatakan tindakan dulu (tubuh), baru muncul emosi. Ada pula yang mengatakan emosi (pikiran) baru tindakan. Mana yag muncul lebih dahulu tidaklah begitu penting bagi kita sebab tindakan dan emosi pada dasanya sangat erat berkaitan. Kita tidak mungkin memisahkan tindakan dan emosi. Karena keduanya merupakan bagian dari keseluruhan. Meskipun begitu, ada prinsip yang bisa kita pegang, yaitu emosi akan menjadi semakin kuat apabila diberi ekspresi fisik (Wegne, 1995). Misalnya saja, bila seseorang marah, lantas mengepalkan tangan, memaki-maki dan membentak-bentak, dia tidak mengurangi marahnya, tetapi justru kian menjadi marah. Pada hakikatnya setiap orang mempunyai emosi. Dari bangun tidur pagi hari sampai waktu tidur malam hari, kita mengalami berbagai macam pengalaman yang menimbulkan berbagai macam emosi pula.

Sasaran Cinta

Setiap pasangan suatu saat pasti akan menghadapi suatu masalah karena hal tersebut pasti sudah biasa, namun apabila pada pasangan tersebut mampu menghadapi itu semua baru itu luar biasa. "Sasaran cinta bukanlah mendapat sesuatu yang yang Anda inginkan tetapi melakukan sesuatu untuk kesejahterahaan orang yang Anda cintai". Kata tersebut saya kutip dalam cerita ini dari buku yang berjudul Lima Bahasa Kasih. Satu tahun yang lalu saya merasakan apa yang dimaksud dengan "Sasaran Cinta" dalam buku tersebut. Saya merasa mendapatkan suatu dukungan dari pacar saya ketika mempunyai hasrat untuk melakukan hal tertentu. Seperti halnya mengikuti suatu komunitas, membuat template, menjadi penulis. Semua itu terasa termotivasi dan jika diibaratkan dalam revisi skripsi dia mudah sekali memberikan acc-nya kepada tulisan saya. Memberi kata-kata pujian hanyalah satu cara untuk mengungkapkan kata-kata mendukung kepada pasangan. Kita semua memiliki bagian-bagian di mana kita