Langsung ke konten utama

Afhasia

Malam kali ini saya mampir ke rumah teman SMA yang tidak lain adalah teman dekatku dulu waktu kelas satu. Banyak hal yang kami ceritakan disana, lebih-lebih mengenai kuliah. Karena memang teman saya sama jurusan namun berbeda Universitas.

Awalnya memang berbicara mengenai aktifitas apa saja yang dilakukan saat liburan yang notabennya teman saya itu adalah presiden BEM di jurusannya yang pastinya memastikan bahwa saya benar-benar tidak mengganggu jadwal aktifitasnya.

Setelah sampai pada suatu topik kami membahas tentang suatu minat pada bidang kami yang memang harus ditentukan agar memudahkan saat menyusun tugas akhir. Nah, setelah saya tanyakan ternyata dia tertarik pada bidang sosial yang dimana suatu psikologi sosial itu mempelajari suatu perilaku seperti agresi, attribusi, persuasi, attraction (ketertarikan), dll. Serta juga membahas mengenai perilaku massa.

Dalam benak saya, "kenapa dia tidak menggambil klinis saja". Karena memang saya tahu bahwa saat penjurusan dia masuk IPA sedangkan saya IPS. Sehingga saya langsung bertanya mengenai alasan dia kenapa dia tidak mengambil klinis. "aku gak milih klinis soale ketemu hal ngunu iku man", dia memanggil man karena memang nama panggilan saya waktu SMA. Dan sampai akhirnya kami membahas mengenai suatu gejala yang disebabkan oleh kerusakan pada organ kepala yakni mengenai afhasia.


Pada gambar area broadmann tersebut terbagi beberapa area, dan pada area tersebut terbagi lagi yang diberi nama gyrus (tonjolan). Nah, pada area Anterior speech center brocca inilah yang apabila mengalami kerusakan akan mengalami gejala afhasia (gejala yang dimana seseorang tersebut tidak dapat berbicara dengan jelas). Pada area ini terbagi menjadi dua gyrus yakni PARS Opercularis dan PARS Triangularis. Dan penegrtian dari "PARS" itu sendiri adalah "cabang". Mungkin anda dapat lebih jelas dengan membaca literaturnya karena memang saya tidak akan meriview tentang hal tersebut.

Sampai jam menunjukan pukul setengah sepeluh membuat kami yang memang harus pulang kerumah masing-masing. Karena kondisi saya masih belum dikatakan belum sehat terbukti bahwa saya masih flu dan batuk dan memang dua hari kemarin saya sampai tidak ngepost di blog.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Angket dan Skala

Meskipun dalam penggunaan sehari-hari banyak praktisi pengukuran maupun peneliti yang menyamakan saja istilah Angket dengan istilah Skala namun perlu dijelaskan bahwa sebagai sesama alat pengumpulan data keduanya memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Perbedaan tersebut antara lain :       Angket Data yang diungkap oleh angket berupa data faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran yang diketahui oleh subjek. Contoh, data mengenai Riwayat Pendidikan, Jumlah Anggota Keluarga, Pilihan Metode KB, Penghasilan Rata-rata Perbulan, Jenis Film yang disukai, opini atau pendapat mengenai suatu isyu, dan semacamnya merupakan data yang diungkap angket. Pertanyaan dalam angket berupa pertanyaan langsung terarah pada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Data termasuk berupa fakta atau opini yang menyangkut diri responden. Responden terhadap angket tahu persis mengenai apa yang ditanyakan dalam angket dan informasi apa yang dicari oleh pertanyaan yang bersangkutan. Respon yang

Peran emosi dalam proses kognisi

Pendahuluan A.     Latar belakang Dari mana emosi itu muncul, apakah dari pikiran atau dari tubuh?. Agaknya tak seorang pun bisa menjawabnya dengan pasti. Ada yang mengatakan tindakan dulu (tubuh), baru muncul emosi. Ada pula yang mengatakan emosi (pikiran) baru tindakan. Mana yag muncul lebih dahulu tidaklah begitu penting bagi kita sebab tindakan dan emosi pada dasanya sangat erat berkaitan. Kita tidak mungkin memisahkan tindakan dan emosi. Karena keduanya merupakan bagian dari keseluruhan. Meskipun begitu, ada prinsip yang bisa kita pegang, yaitu emosi akan menjadi semakin kuat apabila diberi ekspresi fisik (Wegne, 1995). Misalnya saja, bila seseorang marah, lantas mengepalkan tangan, memaki-maki dan membentak-bentak, dia tidak mengurangi marahnya, tetapi justru kian menjadi marah. Pada hakikatnya setiap orang mempunyai emosi. Dari bangun tidur pagi hari sampai waktu tidur malam hari, kita mengalami berbagai macam pengalaman yang menimbulkan berbagai macam emosi pula.

Sasaran Cinta

Setiap pasangan suatu saat pasti akan menghadapi suatu masalah karena hal tersebut pasti sudah biasa, namun apabila pada pasangan tersebut mampu menghadapi itu semua baru itu luar biasa. "Sasaran cinta bukanlah mendapat sesuatu yang yang Anda inginkan tetapi melakukan sesuatu untuk kesejahterahaan orang yang Anda cintai". Kata tersebut saya kutip dalam cerita ini dari buku yang berjudul Lima Bahasa Kasih. Satu tahun yang lalu saya merasakan apa yang dimaksud dengan "Sasaran Cinta" dalam buku tersebut. Saya merasa mendapatkan suatu dukungan dari pacar saya ketika mempunyai hasrat untuk melakukan hal tertentu. Seperti halnya mengikuti suatu komunitas, membuat template, menjadi penulis. Semua itu terasa termotivasi dan jika diibaratkan dalam revisi skripsi dia mudah sekali memberikan acc-nya kepada tulisan saya. Memberi kata-kata pujian hanyalah satu cara untuk mengungkapkan kata-kata mendukung kepada pasangan. Kita semua memiliki bagian-bagian di mana kita