Langsung ke konten utama

Asosiasi Bebas

Sigmund Freud merupakan perumus teori pertama yang mengembangkan model psikologis (model psikodinamika) dari perilaku abnormal. Metode utama yang digunakan Freud untuk mencapai tujuan ini adalah asosiasi bebas, analisis mimpi, dan analisa hubungan transference.

Asosiasi Bebas Anda diminta untuk berbaring di atas sofa dan mengatakan apa pun yang masuk dalam pikiran Anda. Psikoanalis (untuk singkatnya disebut analis) duduk di kursi belakang Anda, di luar penglihatan Anda. Selama 45 atau 50 menit kedepan, Anda membiarkan pikiran Anda mengembara, mengatakan apa pun yang muncul, atau tidak mengatakan apa-apa. Analis hampir membisu, hanya sesekali mendorong Anda untuk mengatakan apa saja yang muncul dalam pikiran, tidak peduli apakah terkesan sepele atau amat pribadi. Proses ini berlanjut, biasanya sampai tiga atau empat sesi interpretasi, meminta perhatian Anda pada hubunga antara apa yang Anda ungkapkan dengan konflik bawah sadar.
       Asosiasi bebas (free association) merupakan proses pengungkapan tanpa sensor dari pikiran-pikiran segera setelah pikiran masukdi benak kita. Asosiasi bebas dipercaya secara bertahap akan menghancurkan pertahanan yang menghambat kesadaran tentang proses bawah sadar. Klien diminta untuk tidak menyensor atau menyaring pikiran, tetapi membiarkan pikiran mereka mengembara secara bebas dari satu pikiran ke pikiran yang lainnya. Psikoanalis tidak meyakini bahwa proses asosiasi bebas benar-benar bebas. Impuls-impuls yang direpresi mendesak untuk diekspresikan/dilepaskan, menghasilkan suatu kompulsi untuk mengungkap (compulsion to utter). Walaupun asosiasi bebas dapat dimulai dengan pembicaraan ringan, kompulsi untuk mengungkapkan akhirnya mengarahkan klien untuk menyingkap materi yang lebih berarti.
       Walaupun demikian, ego secara kontinyu mencoba untuk menghindarkan pengungkapan impuls dan konflik yang mengancam. Oleh karena itu klien dapat menunjukkan resistensi (resistence) keengganan atau ketidakmampuan untuk mengingat kembali atau mendiskusikan materi yang menggangu atau mengancam. Klien mungkin melaporkan bahwa pikiran mereka secara tiba-tiba kosong ketika mereka menuju ke daerah sensitif. Mereka mungkin mengalihkan  topik secara tiba-tiba, atau menuduh analis berusaha membongkar materi yang terlalu personal atau memalukan untuk dibicarakan. Atau mereka mungkin dengan sengaja "melupakan" pertemuan selajutnya sesudah sesi di mana materi yang sensitif di sentuh. Analis memonitor konflik dinamik antara "kompulsi untuk mengungkapkan" dan resistensi. Tanda-tanda resistensi sering merupakan tanda adanya materi berarti. Sesekali analis melakukan interpretasi tentang materi ini kepada klien untuk membantu klien memperoleh insight yang lebih baik mengenai perasaan dan konflik yang mendalam.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Angket dan Skala

Meskipun dalam penggunaan sehari-hari banyak praktisi pengukuran maupun peneliti yang menyamakan saja istilah Angket dengan istilah Skala namun perlu dijelaskan bahwa sebagai sesama alat pengumpulan data keduanya memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda. Perbedaan tersebut antara lain :       Angket Data yang diungkap oleh angket berupa data faktual atau yang dianggap fakta dan kebenaran yang diketahui oleh subjek. Contoh, data mengenai Riwayat Pendidikan, Jumlah Anggota Keluarga, Pilihan Metode KB, Penghasilan Rata-rata Perbulan, Jenis Film yang disukai, opini atau pendapat mengenai suatu isyu, dan semacamnya merupakan data yang diungkap angket. Pertanyaan dalam angket berupa pertanyaan langsung terarah pada informasi mengenai data yang hendak diungkap. Data termasuk berupa fakta atau opini yang menyangkut diri responden. Responden terhadap angket tahu persis mengenai apa yang ditanyakan dalam angket dan informasi apa yang dicari oleh pertanyaan yang bersangkutan. Respon yang

Peran emosi dalam proses kognisi

Pendahuluan A.     Latar belakang Dari mana emosi itu muncul, apakah dari pikiran atau dari tubuh?. Agaknya tak seorang pun bisa menjawabnya dengan pasti. Ada yang mengatakan tindakan dulu (tubuh), baru muncul emosi. Ada pula yang mengatakan emosi (pikiran) baru tindakan. Mana yag muncul lebih dahulu tidaklah begitu penting bagi kita sebab tindakan dan emosi pada dasanya sangat erat berkaitan. Kita tidak mungkin memisahkan tindakan dan emosi. Karena keduanya merupakan bagian dari keseluruhan. Meskipun begitu, ada prinsip yang bisa kita pegang, yaitu emosi akan menjadi semakin kuat apabila diberi ekspresi fisik (Wegne, 1995). Misalnya saja, bila seseorang marah, lantas mengepalkan tangan, memaki-maki dan membentak-bentak, dia tidak mengurangi marahnya, tetapi justru kian menjadi marah. Pada hakikatnya setiap orang mempunyai emosi. Dari bangun tidur pagi hari sampai waktu tidur malam hari, kita mengalami berbagai macam pengalaman yang menimbulkan berbagai macam emosi pula.

Sasaran Cinta

Setiap pasangan suatu saat pasti akan menghadapi suatu masalah karena hal tersebut pasti sudah biasa, namun apabila pada pasangan tersebut mampu menghadapi itu semua baru itu luar biasa. "Sasaran cinta bukanlah mendapat sesuatu yang yang Anda inginkan tetapi melakukan sesuatu untuk kesejahterahaan orang yang Anda cintai". Kata tersebut saya kutip dalam cerita ini dari buku yang berjudul Lima Bahasa Kasih. Satu tahun yang lalu saya merasakan apa yang dimaksud dengan "Sasaran Cinta" dalam buku tersebut. Saya merasa mendapatkan suatu dukungan dari pacar saya ketika mempunyai hasrat untuk melakukan hal tertentu. Seperti halnya mengikuti suatu komunitas, membuat template, menjadi penulis. Semua itu terasa termotivasi dan jika diibaratkan dalam revisi skripsi dia mudah sekali memberikan acc-nya kepada tulisan saya. Memberi kata-kata pujian hanyalah satu cara untuk mengungkapkan kata-kata mendukung kepada pasangan. Kita semua memiliki bagian-bagian di mana kita